Renungan (manusia)

MAKHLUK ITU BERNAMA MANUSIA

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya aku hendak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini “. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui .” (QS .al baqarah :30)

Ayat pada pembukaan di atas menunjukkan dialog allah S.W.T dengan para malaikat, ketika manusia akan diciptakan. Dari ayat itu dapat timbul banyak pertanyaan, antara lain : kenapa Allah harus berdialog dengan malaikat dalam urusan penciptaan yang satu ini? Padahal Allah Maha Kuasa atas apa yang dihendaki-Nya. Bukankah hanya dengan mengatakan “kun fayakun“ maka jadilah apapun kehendak-Nya. Kenapa kemudian para malaikat itu seolah mengetahui sifat-sifat atau kebiasaan manusia, sebagai makhluk yang baru akan diciptakan tersebut. Siapa manusia itu?
Tidak mudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Uraian berikut sekedar menjembatani tingkat keawaman kita antara yang belum dan yang dapat kita pahami, tentang manusia. Bahwa makhluk yang suka merusak dan saling membunuh yang bernama manusia ini, jelas tidak sama dengan malaikatyang terbuat dari cahaya yang senantiasa suci dan penurut. Kemudian syaitan sang pembangkan yang terbuat dari api, atau jin yang memang hidup di alam non-materi yang tidak terpanca-indrakan manusia normal (ghaib). Juga tidak seperti hewan yang kerjanya begitu-begitu saja. Hal ini untuk kita bedakan, sebab manusia sendiri sering merasa seperti salah satu diatas, yang kadang sok sucibagai malaikat, atau pembangkang bagaikan syaitan. Sering juga manusia bertingkah kehilangan akalnya bagai hewan. 
Bukankah sebaiknya kita kembali memposisikan diri sebagai manusia yang sebenarnya. Bahwa kita pun harus menyadari akan keanekaragaman yang dimiliki setiap manusia dengan ke serba terbatasan setiap dirinya diantara satu dengan lain, disamping kelebihan masing-masing.
Dalam al-quran banyak disinggung tentang manusia, dengan berbagai sebutan. Dan memang kitab ini di turunkan spesial untuk manusia. Paling tidak ada  tiga kata kunci yang berkaitan dengan manusia: basyar, insan, dan an-nas.Sementara menurut Dr. Yusuf Qardhawi(1973) bahwa manusia adalah gabungan antara kekuatan tanah (material) dan hembusan ilahi (insan).
Manusia adalah al-basyar. Ia sebagai mahkluk biologis yang memerlukan makan, minum, sex dan berjalan dengan tegak. Manusia yang asal mulanya terbuat dari tanah dan memiliki wujud termasuk alat panca indra, maka juga bersifat material (QS.15:28,  QS.17:93, SQ.19:26.). Allah SWT telah berfirman :’’Yang membuat segala sesuatu yang di ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudiaan Dia menjadiakan keturunanya dari sari pati airnya yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniup roh (ciptaan-Nya) dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaranpenglihan dan hati; (tetapi)sedikit sekali kamu bersyukur’’ katakanlah, ’’malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan menantikanmu; kemuadian hanya kepada Tuhan mu lah kamu akan di kembalikan.‘’  Qs. as-Sajdah:7-9,11)
Manusia adalah al-insan. Manusia sebagai mahkluk yang memiliki sifat spikologis (nafsu dan perasaan) dan spiritual yang di siapkan untuk menjadi khalifah (pemikul amanah) di muka bumi, yang dengannya kemudian dibekali ilmu pengetahuan. Allah swt berfirman: ’’Dia menciptakan insan manusia. Mengajarkan pandai berbicara’’ (qs.ar-rahman:3,4). Selanjutnya firman Allah SWT: Dia mengajarkan insan (manusia) dengan perantara kalam’ (qs al-alaq:5). Firman-Nyapula: ’’dan dipikulah amanat itu oleh insan (manusia)’’ (qs al-ahzab:72)
Firman Allah SWT:’’bukankah telah datang  atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat di sebut?Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat ‘’ (qs. Al-insan: 1-2) Dalam quran juga Allahberfirman :’’ ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:sesungguhnya aku hendak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini ‘’. (qs al-baqarah :30) .
Manusia sebagai an-nas. Dalam hal manusia tidak hanya sebagai makhluk individu tetapi juga sebagai makhluk sosialInilah yang terbanyak dinyatakan al quran, yang ditujukan kepada manusia secara umum, fungsi sosial. Diantaramanusia ada yang lebih mengutamakan kehidupan duniawi, mereka berdoasebagaimana dalam firman Allah : YTuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat ‘’(Qs. 2 :200). Kemudian ada yang menyembah selain Allah (musyrik), sebagaimana firman-Nya :’’dan diantara manusia, ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah (qs. Al-baqarah : 165). Diantara mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka tersesatkan atau tidak beriman (Qs. 6:116), firman-Nya: “kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal sesungguhnya mereka bukan orang-orang yang beriman’’ (Qs. 2:8). Demikian sebagian gambaran kehidupan manusia.Setiap manusia memang mempunyai potensi untuk berbuat kebaikan dan berbuat kejahatan. 

Maka dengan melalui kemampuan pengembangan iman dan petunjuk (ilmu) sebagai potensi amal soleh, diharapkan manusia dapat mampu memenangkan kebaikan di atas keburukannya. Manusia yang demikian yang akan ditinggikan derajatnya dan dimuliakan Allah SWT. Firman-Nya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs al-Mujadalah:11). Dengan inilah manusia dibedakan dengan hewan, atau menurut Muthahari, sebagai hakekat dari kemanusiaan. Dalam surat an-Nas, Allah memerintahkan agar manusia dalam pergaulannya untuk tetap berlindung dari berbagai pengaruh kejahatan ( dari jin dan manusia).
Berdasarkan keturunannya, maka manusia adalah keturunan (bani) Adam,bukan keturunan hewan atau lainnya sebagaimana kepercayaan sebagian manusia. Sebab tujuan diciptakannya manusia adalah sebagai khalifah, yang berarti wakil(victory) atau pengganti (successorAllah di muka bumi (fil-ardh). Tugas yang tidak mampu di emban oleh hewan atau makhluk lain, mengingat keserba terbatasan mereka. 
Dalam tafsir Ruhul Bayan dijelaskan bahwa sebelum manusia diciptakan, maka yang hidup di bumi adalah golongan manusia yang kemudian banyak membuat ,kerusakan dan pertumpahan darah. Sehingga Allah memerintahkan iblis untuk memberantasnya yang menyebabkan para jin lari ke hutan-hutan atau pulau-pulau terpencil. Kemudian Allah menggantikan mereka dengan manusia,yang diawali nafsu (perasaan) dengan keterbatasan pengetahuan yang diberikanAllah padanya. Hanya melihat akibat-akibat kerusakan tersebut, mereka tidak mampu memahami semua sifat-sifat Tuhan yang dimiliki manusia, yang memberidan bercinta kasih.
Dikatakan Abdullah Yusuf Ali dalam catatan tafsirnya, bahwa malaikat itu tanpa nafsu, tidak mempunyai kebebasan berhendak, dan tidak mendapatkan martabat sebagai khalifah. Semua sifat-sifat itu diluar sifat malaikat. Maka ditaruhkan sifat-sifat itu pada manusia. Setelah Adam sebagai cikal bakal manusia diciptakan, maka Allah menyuruh sujud pada semua makhluk, yang kemudian dibantah oleh golongan iblis (sang pembangkang) karena merasa lebih mulia sehingga timbul kesombongannya. Firman Allah Swt : “dan ingatlah tatkala Kami berfirman kepada malaikat semua: ‘’sujudlah kamu semua pada Adam , lalu mereka bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?’’ (qs al isra:61) Firman-Nya : dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik,Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan (Qs al-Isra :70).
Selanjutnya mereka mendapatkan rizqi (fasilitas) serta dibimbing melalui utusan utusan Allah (Rasul) dan al-kitab yang dibawanya, dalam setip jamanya.Demikianlah Allah yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Rahman danRahim, yang mengetahui sifat-sifat manusia, kelebihan dan kekurangan didalamnya. Dialah Allah Yang Maha Melihat, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tiada lain agar mereka para manusia senantiasa bertaqwa kepada-Nya. Perhatikan firman Allah Swt “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasulKami dan telah Kami turunkan bersama mereka al-kitab dan kami ciptakan besi kepadanya yang padanya mendapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia. (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya allah mengetahui siapa yang menolong (agama) nya dan rasul-rasulnya padahal Allah tidak dilibatkannya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa’’(qs. Al-haddid):25) .
Kita sadari bahwa langsung atau tidak langsung manusia tercipta dari tanah. Selanjutnya meliputi proses biologis yang berlaku. Selanjutnya Allah memberikan bentuk sebagai makhluk yang paling sempurna melalui jasad dan hembusan ilahi(ruh) , dengan kesempurnaan panca indra dan kelengkapan akalnya untuk dapat membedakan yang haq dan yang bathilKesempurnaan inilah yang kemudian,manusia berbeda dengan hewan atau makhluk lainnya, sebagai makhuk yang paling baik dan mulia.
Manusia memiliki potensi yang tidak dimiliki hewan, yaitu berupa akal untuk berfikir, yang dengannya mempunyai kebebasan memilih dan berbuat sesuai yang diinginkannya. Inilah potensi dasar untuk mengembangkan iman dan ilmu, atau yang disebut amal shaleh. Usaha yang harus dilakukan manusia adalah berusaha untuk memposisikan diri dengan benar dan sesuai. Jika dalam mengembang amanah yang dipikulnya, kemudian dia mengikuti aturan Allah yang sesungguhnya dengan amanah itu sendiri, maka kemuliaan akan didapatkannya. Tapi jika sebaliknya, maka dia telah gagal dan akan jatuh dalam kehinaan, bahkan lebih hina dari bangsa hewan sekalipun. 
Maka kita memposisikan diri dihadapan Allah sebagai hamba-Nya,sedangkan kepada sesama manusia punya kewajiban bersosialisasi (ukhuwwah),dan kepada hewan serta alam untuk memanfaatkannya dalam kebaikan dan memeliharanya (bukan merusaknya), serta kepada mahluk lain (malaikat dan jin)untuk kita percayai keberadaannya. Bahwa semua penciptaan dan kejadian itu menunjukkan sebagian dari tanda-tanda kebesaran serta kekuasaan-Nya,Subhanalloh. –Wallohualam-

sumber :http://asepdadan-10.blogspot.co.id/

Comments

Popular Posts